Saturday, August 16, 2014

Pasar Segiri di Samarinda

Posted by Unknown On 6:19 AM


Pasar Segiri berada di Jalan Pahlawan Kecamatan Samarinda Ulu. Merupakan unit Pelakasana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pasar Kota Samarinda. Pasar Segiri sebagai pasar induk yang melakukan aktifitas bongkar muat paling ramai di kota Samarinda. aktifitasnya sudah dimulai dini hari sampai malam. Paasar Segiri mendatangkan sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, ayam dan kebutuhan lainnya dari beberapa daerah seperti Sulawesi Selatan, Surabaya dan Mamuju bahkan sampa Thailand.


Pasar yang dulunya dikenal sangat kumuh ini, perlahan mulai berbenah. hampir tidak ada lagi ruas jalan pasar yang rusak. sehingga kawasan pasar ini sedikit lebih bersih dari sebelumnya.Pasar Segiri saat ini sedang melakukan pembangunan dan revitalisasi pasar. UPTD Pasar Segiri membawahi 5 Pasar diantaranya adalah : Pasar Ijabah, Pasar Bengkuring, Pasar Merdeka, Pasar Rahmat, Pasar Kedondong.

Transportasi di Samarinda

Posted by Unknown On 6:10 AM


Kota Samarinda dapat ditujui dengan berbagai cara.

Darat
Kota Samarinda yang tepat berada ditengah-tengah perlintasan jalan Trans Kalimantan bagian Kaltim selatan dapat dituju dari berbagai arah. Bagi yang berasal dari luar Kaltim, Kota Samarinda dapat ditujui dengan menyinggahi Kota Balikpapan lalu melanjutkan perjalanan darat Jl.Soekarno-Hatta sepanjang kurang lebih 100 km.

Air
Kota Samarinda bisa dituju dengan menggunakan transportasi air, baik transportasi sungai (kebanyakan dari wilayah ulu Mahakam) maupun laut (kebanyakan kapal laut dari Sulawesi). Pelabuhan yang khusus untuk kapal laut berada di Jl.Yos Sudarso dekat pelabuhan kontainer.

Udara
Saat ini kota Samarinda sedang membangun sebuah bandar udara domestik agar warga dari luar Samarinda bisa langsung menuju ke Samarinda karena saat ini belum ada bandar udara yang representatif. Satu-satunya bandar udara di Samarinda adalah Bandara Temindung yang hanya bisa didarati oleh pesawat kecil dan melayani penerbangan ke wilayah pedalaman di Kaltim.


Taman Tepian Mahakam

Posted by Unknown On 6:07 AM

Tepian Mahakam, merupakan wisata alam yang sangat populer bagi masyarakat kota samarinda dan sekitarnya. Di tempat ini, keindahan kota Samarinda nampak jelas karena segala pemandangan yang menarik dapat dinikmati secara langsung. Sungai Mahakam, sebagai sungai yang mengalir di sepanjang tepian kota Samarinda seakan memberikan sejuta pesona dan manfaat, dan seolah-olah terus memanggil setiap pengunjung taman untuk terus berada di tempat tersebut.

Juga taman yang ada di hampir sepanjang tepian sungai mahakam, kini dijadikan sebagai salah satu tempat favorit para penduduk kota Samarinda untuk bersantai. Dan tidak sedikit pula orang yang memanfaatkan taman tersebut sebagai tempat untuk berteduh, beristirahat dan bersantai.








Dari sederet potret keindahan alam yang ada di kota Samarinda diatas, terbukti bahwa kota Samarinda pun mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai Kota Pariwisata. Dan untuk harapannya kedepan, semoga Kota Samarinda tetap menjadi Kota Wisata yang Teduh, Rapi, Indah, Aman dan Nyaman bagi para pengunjungnya, Amiin.

Wisata Citra Niaga Samarinda Kalimantan Timur

Posted by Unknown On 5:56 AM




Citra Niaga di Samarinda sebenarnya adalah kawasan pusat perdagangan yang berada di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Luas dari Citra Niaga ini sekitar 2,7 hektar yang memang sengaja dirancang untuk menyediakan sebuah tempat usaha bagi para pedagang sekitar (60%) pedagang kecil serta (40%) nya merupakan pedagang yang besar dan menengah. Pada awalnya Citra Niaga ini dibangun pada tanggal 27 Agustus 1987.

Lokasi dari wilayah ini dahulunya adalah bekas dari tempat yang bernama Taman Hiburan Gelora yang kemudian terbakar, di waktu itu penduduk yang berada di Samarinda baru sekitar 300.000 orang masyarakat dan membutuhkan pusat belanja dan rekreasi. Citra Niaga yang menjadi sebuah Pusat Kegiatan perdagangan ini adalah karya dari seorang arsitek yang bernama Antonio Ismael ini dahulu pada tahun 1989 pernah mendapatkan sebuah perhargaan internasional Aga Khan Award for Architecture (AKAA). Ketika itu Citra Niaga bersaing dengan kandidat besar Bandara Soekarno-Hatta. Namun akhirnya Citra Niaga lah yang terpilih untuk menerima penghargaan internasional Aga Khan Award for Architecture (AKAA).

Beberapa bagian dari bangunan Citra Niaga yang terletak sisi timur sudah mengalami beberapa perubahan fungsi kegunaannya. Sebuah bangunan yang memiliki dua lantai dengan struktur permanen tersebut pada awalnya memiliki gang (alley) yang berada di bagian dalam dan bisa dilalui oleh para pengunjung dengan penghawaan alami. Kemudian seluruh bagian-bagian tersebut ditutup dan berubah menjadi sebuah bangunan department store yang tertutup. Dan menyisakan bagian barat untuk para pedagang kecil dan plaza yang berada di tengah.


Dahulu Citra Niaga juga pernah mengalami kebakaran tepatnya pada tanggal 31 Oktober 2006 yang kemudian dibangun kembali akan tetapi kondisinya tidak sama persis dengan bangunan yang sebelumnya dan  sekarang merupakan sebuah pusat kerajinan tradisional yang berada di kota Samarinda. Perubahan yang terjadi lebih tertuju pada bahan-bahan bangunan yang sebelumnya seluruh bahan dinding dan atap terbuat dari sirap kayu ulin, yang kemudian diganti dengan bahan-bahan non kayu dan non kayu ulin.

Wisata Tenun Ikat Sarung Samarinda Kalimantan Timur

Posted by Unknown On 5:50 AM

Tenun ikat merupakan sebuah kerajinan tradisional dari Indonesia yang berupa kain dan dibuat dengan cara menenun helaian-helaian benang yang tentu saja sebelumnya sudah diikat lalu dimasukkan kedalam cairan pewarna. Dikarenakan tenun ikat adalah sebuah kerajinan tradisional, jadi proses pembuatannya hanya menggunakan alat tenun sederhana yang digerakkan menggunakan tangan. Walaupun sebenarnya sudah banyak tersedia mesin tenun yang dapat menghasilkan berbagai macam kain.

Disitulah letak dan keunikan dari tenun ikat yang memiliki ciri khas tersendiri. Serta produksi yang di lakukan masih menggunakan cara yang tradisional, sehingga membuat kain tenun ikat memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan kain biasa yang diproduksi secara cepat menggunakan mesin-mesin canggih.

Beberapa daerah lain di Indonesia juga ada yang terkenal dengan kualitas kerajinan tenun ikatnya. Beberapa daerah tersebut seperti Sulawesi Selatan, Jepara, Toraja, Bali, Sintang, Sumbawa, Flores, Sumba, dan daerah Timor Barat. Jika anda melihat di daftar daerah-daerah tersebut, maka anda bisa melihat sebaran kerajinan tenun ikat tradisional dan kerajinan tenun di daerah tersebut tidak hanya berpusat di satu daerah saja.



Seorang ibu sedang membuat kain sarung tenun ikat samarinda

Jenis kain tenun ikat yang diproduksi masyarakat Samarinda seperti kain sarung. karena itulah kerajinan tersebut sering disebut dengan nama tenun ikat sarung Samarinda. Sarung ini dibuat menggunakan alat tenun yang masih menggunakan tangan yang begitu sederhana dan biasa disebut dengan nama gedokan. Dikarenakan proses pembuatannya hanya menggunakan tangan, setidaknya membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari untuk menghasilkan satu sarung tenun ikat. Sebab itu harganya menjadi lebih tinggi daripada kain yang diproduksi secara cepat dengan menggunakan mesin canggih.

Kerajinan tenun ikat memiliki kemiripan dengan beberapa kerajinan kain lainnya, seperti Songket. Kain songket bisa dimasukkan dalam jenis tenun brokat, dan merupakan sebuah kain tradisional yang dihasilkan oleh suku Melayu dan juga terkenal. Terutama kain yang berasal dari Minangkabau, Indonesia dan dari negara-negara lain, seperti contoh Malaysia dan Brunei Darussalam. Walaupun memiliki kemiripan, akan tetapi kain tenun ikat dapat mudah dibedakan dengan kain songket. Dikarenakan songket menggunakan benang emas dan perak. kalau tenun ikat tidak menggunakan bahan seperti benang tersebut. Selain itu motif yang terdapat pada kain songket lebih dominan pada satu sisi saja. Sedangkan tenun ikat kedua sisinya memiliki motif yang relatif sama.

Motif yang biasa digunakan untuk menghias kain sarung tenun ikat memiliki bentuk geometris. Dimana garis-garis diatur sehingga terbentuk motif yang geometris. Ini merupakan motif yang paling dominan yang terdapat pada kain sarung tenun ikat dari Samarinda. Selain itu tenun ikat dari wilayah Kalimantan dan tempat-tempat lainnya ada pula yang memakai motif hewan dan tumbuhan.

Kain sarung tenun ikat bisa anda temukan di pertokoan yang berada di Kota Samarinda. sebenarnya anda tidak perlu ke Kalimantan hanya untuk mencari kain sarung tenun ikat. Karena sudah banyak pedagang di daerah lain yang sudah menjual kerajinan seperti ini. Akan tetapi jika anda ingin mendapatkan kain sarung tenun ikat yang sudah pasti dibuat menggunakan tangan dari masyarakat Samarinda sendiri, sebaiknya anda datang langsung menuju lokasi yang menjadi sebuah pusat kerajinan kain sarung tenun ikat.

Sekitar 2 kelurahan yang berada kecamatan Samarinda Seberang yang menghasilkan kain sarung tenun ikat. Diantaranya adalah kelurahan Kampung Baqa. Kampung Baqa merupakan suatu daerah yang tertua di Samarinda. karena itu wajar saja jika di daerah ini juga merupakan salah satu penghasil kerajinan khas Samarinda, yaitu kain sarung tenun ikat. Daerah lainnya yang juga masih terdapat di kecamatan Samarinda Seberang seperti kelurahan Kampung Masjid. Kampung Masjid dan Kampung Baqa masih dalam satu kecamatan, adalah 2 kelurahan yang menghasilkan kerajinan kain sarung tenun ikat di Samarinda.

Sangatlah mudah menemukan Kampung Masjid. Karena di kelurahan ini terdapat sebuah bangunan bersejarah yaitu masjid yang tertua di Samarinda, namanya masjid Shiratal Mustaqiem. karena itulah jika anda ingin mencari kerajinan kain sarung tenun ikat di kelurahan ini, bertanya saja pada masyarakat setempat dimana letak masjid Shiratal Mustaqiem.

Produksi kain sarung tenun ikat di Samarinda juga dapat dilacak sejarahnya bermula dari cikal-bakal berdirinya kota Samarinda itu sendiri. Kerajinan tradisional ini dibawa oleh suku Bugis dari daerah Sulawesi Selatan. Ketika itu Sultan Bugis-Wajo, adalah La Madukelleng sang pemimpin dari Kesultanan Paser datang menuju Pulau Kalimantan. Salah seorang bangsawan yang datang bersama-sama rombongan Sultan La Madukelleng, adalah La Mohang meminta untuk diberikan tanah di daerah Kesultanan Kutai Kartanegara yang pada waktu pemimpinnya adalah Sultan Adji Pangeran Dipati Anom.

Kemudian Sultan Adji Pangeran Dipati Anom memberikan sebidang tanah yang sekarang sudah menjadi Kota Samarinda dengan syarat mereka harus patuh dengan kepemerintahan dari Kesultanan Kutai Kartanegara. Sejak itulah suku Bugis kemudian mengembangkan wilayah yang sudah diberikan oleh Sultan Adji Pangeran Dipati Anom. Diantaranya adalah dengan membawa teknik untuk membuat kain sarung tenun ikat ke Pulau Kalimantan. Karena sebab itu kain sarung tenun ikat sampai sekarang masih bisa ditemukan di perkampungan orang Bugis seperti contohnya Kampung Baqa dan Kampung Masjid.


Secara akumulatif, kain sarung tenun ikat dari Samarinda serta kain sarung tenun ikat lainnya yang juga berada di Pulau Kalimatan menjadi salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Negara Indonesia. Tidak hanya itu saja, ada juga contoh lainnya seperti batik yang telah memperoleh pengakukan dari dunia, tenun ikat Kalimantan juga sudah diakui oleh UNESCO sebagai sebuah warisan kebudayaan bukan hanya sebuah benda yang berasal dari Indonesia.

Penangkaran Buaya Makroman

Posted by Unknown On 5:43 AM

Salah satu objek wisata yang menarik di Samarinda adalah penangkaran buaya Makroman. Lokasi penangkaran buaya ini terletak di di desa Pulau Atas, Kelurahan Makroman, sekitar kurang lebih 17 km dari pusat kota Samarinda dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat. Luas kawasan penangkaran buaya ini kurang lebih 7 Ha dan telah di lengkapi sarana dan prasarana wisata.


Jenis Buaya yang terdapat dipenangkaran ini antara lain :




1). Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah sejenis buaya yang pada umumnya hidup di sungai-sungai dan di daerah muara laut. Daerah penyebarannya dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Moncong spesies buaya ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Sedangkan panjang tubuh sampai ekor bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur.

Buaya muara adalah buaya terbesar di dunia, jauh melebihi Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Penyebarannya juga “terluas” di dunia. Buaya muara memiliki wilayah ekosistem mulai dari perairan Teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu). Sedangkan habitat favoritnya adalah di perairan Indonesia dan Australia.
Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan apabila kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. Buaya muara menyukai air payau atau asin, oleh sebab itu bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin). Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia.



2). Buaya Siam (Crocodylus siamensis) adalah sejenis buaya Crocodylidae. Buaya ini menyebar di Indonesia (Jawa dan Kalimantan Timur), Malaysia (Sabah dan Serawak), Laos, Kamboja, Thailand, dan Vietnam. Disebut buaya Siam karena spesimen tipe jenis ini dideskripsi berasal dari Siam (nama lama Thailand). Buaya ini sekarang terancam punah di wilayah-wilayah sebarannya, dan bahkan banyak yang telah punah secara lokal.

Secara fisik, buaya ini ukurannya maksimal mencapai 4 m, namun secara umum panjang buaya ini hanya sekitar 2–3 m. Terdapat gigir yang memanjang, nampak jelas di antara kedua matanya, keping tabular di kepala menaik dan menonjol di bagian belakangnya. Sisik-sisik besar di belakang kepala (post-occipital scutes) 2–4 buah. Terdapat sejumlah sisik-sisik kecil di belakang dubur, di bawah pangkal ekor. Sisik-sisik besar di punggung (dorsal scutes) tersusun dalam 6 lajur dan 16–17 baris sampai ke belakang. Sisik perut tersusun dalam 29–33 (rata-rata 31) baris. Warna punggung kebanyakan hijau tua kecoklatan, dengan belang ekor yang pada umumnya tidak utuh.

Buaya air tawar ini menyukai perairan dengan arus yang lambat, seperti rawa-rawa, sungai di daerah dataran, dan danau. Hewan ini umumnya berkembang biak di musim hujan; buaya betina bertelur 20–80 butir, yang diletakkannya dalam sebuah gundukan sarang yang dijagainya hingga anaknya menetas. Telur-telur itu menetas setelah sekitar 80 hari.

Karena perburuan gelap dan rusaknya habitat buaya ini di alam, IUCN memasukkan buaya Siam ke dalam kategori kritis (CR, critically endangered). Pada 1992 populasinya bahkan sempat dianggap punah di alam, atau mendekati situasi itu. Buaya Siam telah dilindungi oleh undang-undang negara Republik Indonesia.



3). Buaya Senyulong (Tomistoma schlegelii) termasuk dalam keluarga Gavialidae. Nama lainnya  jolong-jolong, sampit, atau kanulong. Nama Tomistoma schlegelii diberikan oleh Muller, 1838. Tomistoma berasal dari bahasa Yunani tomos yang berarti pemotong atau tajam dan stoma yang berarti mulut. Moncong senyulong memang pipih dan tajam. Sedang schlegelii berasal dari nama penemunya, ahli zoologi Belanda H Schlegel.

Buaya ini memiliki ciri-ciri moncong pipih dan tajam. Kulitnya berwarna kecoklatan waktu muda dan menghitam setelah dewasa. Panjang maksimum mencapai lima meter, namun spesies ini potensial tumbuh lebih besar. Buaya senyulong merupakan salah satu spesies buaya terbesar di dunia. Panjangnya dapat mencapai 6 meter dan berperan besar sebagai predator utama di alam.

Moncongnya yang pipih panjang sangat cocok untuk menagkap ikan, namun sebenarnya senyulong adalah predator segala jenis binatang dari serangga sampai mamalia. Anak buaya biasa makan kodok, tikus, ular kecil, dan lain-lain. Kalau buaya besar bisa makan ular besar, biawak, kura-kura & kancil.

Betina biasanya siap kawin pada ukuran 2,5-3 meter. Mereka membangun sarang dari daun kering atau lempung hingga setinggi 0,6 meter. Sekali bertelur 20-60 butir dengan panjang telur sekitar 10 cm. Anak buaya menetas setelah 90 hari, namun karena tidak lagi diurusi induknya, angka kematian sangat tinggi. Anak buaya biasanya dimangsa babi hutan atau reptil.

Buaya yang merupakan spesies rentan ini hanya terdapat di Indonesia dan Malaysia. Populasi terbesar di Sumatera dan Kalimantan. Spesies buaya ini hidup dan berkembang di hutan rawa, dimana buaya ini membuat sarangnya di bantaran sungai.


Hasil survei terbaru tim gabungan International Union for Conservation Nature 7 Natural Resources Crocodile Specialist Group (IUCN CSG) bersama-sama Proyek konservasi Berbak Sembilang Wetlands International, bulan Agustus 2002, menunjukkan populasi buaya senyulong disepanjang lebih dari 50 km sungai Merang, tahun ini hanya didapat 3 ekor buaya senyulong. Itupun berukuran kecil, panjangnya antara 1,5 – 2,0 meter. Padahal tahun 2001 lalu masih ditemukan 15 ekor buaya senyulong. Namun setidaknya ada kabar gembira dari penangkar buaya di Palembang, PD Budiman, yang ternyata memiliki koleksi buaya senyulong sebanyak 108 ekor. Dalam penangkaran, buaya senyulong ternyata bisa berkembang biak dengan baik. Sebenarnya buaya ini menghasilkan jumlah telur terbanyak dibandingkan spesies buaya lainnya. Namun, pengetahuan mengenai kebutuhan ekologi maupun habitat spesies ini masih sangat minim.

Thursday, August 14, 2014

Wisata Kuliner Nasi Kuning Khas Samarinda

Posted by Unknown On 6:21 AM


Apa yang terlintas dalam benak anda ketika pertama kali mendengar kata “nasi kuning”?  tentu saja adalah nasi yang terbuat dari beras yang dimasak bersama santan dan diberi pewarna alami kuning. Biasanya di sajikan bersama lauk pauk berupa ayam maupun telur rebus. Rasanya yang gurih dan enak membuat masakan ini menjadi masakan populer di hampir semua daerah di Indonesia. Tak terkecuali di daerah Samarinda tentunya.



Di Samarinda, Nasi Kuning hampir dapat ditemui di setiap tempat dan waktu. Di sinilah letak keunikannya, jika di daerah lain nasi kuning biasanya hanya dapat di temui pada pagi hari saat jam sarapan pagi, di kota Samarinda nasi kuning dapat di temui mulai dari pagi hingga dini hari.  Jadi jangan heran jika anda mendapati  penjual nasi kuning yang masih berjualan meski sudah larut malam. Bahkan pemerintah kota Samarinda cukup jeli melihat peluang wisata kuliner ini dengan menjadikan sepanjang Jalan Lambung Mangkurat sebagai kampung nasi kuning dengan harapan daerah tersebut dapat menjadi destinasi wisata kuliner bagi para warga Samarinda maupun warga yang berkunjung ke kota Samarinda.

Keunikan lain yang terdapat pada nasi kuning di kota Samarinda adalah penggunaan lauknya. Jika di daerah lain mayoritas nasi kuning menggunakan lauk ayam dan telur, di Samarinda yang paling terkenal adalah lauk ikan haruan atau ikan gabus.  Ikan haruan/gabus ini biasanya di masak merah. Orang yang berkunjung ke kota Samarinda belum di katakan makan nasi kuning kota Samarinda jika belum makan nasi kuning dengan lauk ikan haruan ini. Lauk ikan haruan ini bisanya di sajikan bersama suhun dan sambal goreng tempe. Bagi anda yang tidak bisa makan ikan sungai atau ikan haruan, tenang saja karena hampir di semua penjual nasi kuning tersebut menyediakan lauk alternatif seperti ayam, telur, dan ampela atau hati ayam.

Wednesday, July 30, 2014

Upacara Pelas Tahun Pampang di Samarinda

Posted by Unknown On 4:44 AM





Upacara Pelas Tahun Pampang merupakan kegiatan budaya yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak Kenyah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan (NASIB) yang telah memberikan anugerah berupa panenan dari hasil pertanian masyarakat.  


Setiap tahun masyarakat Dayak Kenyah di Pampang selalu melaksanakan Upacara Pelas Tahun atau upacara ucapan syukur kepada pencipta atas hasil panen yang baik.

Satu lagi ritual yang hingga saat ini masih dilestarikan adalah upacara Junan. Upacara Junan merupakan tradisi yang sudah berumur ratusan tahun, namun hingga sekarang masih tetap dilaksanakan. Junan adalah ritual mengambil gula dari batang tebu dengan cara diperas memakai kayu ulin. 

Beragam kegiatan yang selalu menjadi agenda aktivitas masyarakat Desa Budaya pampang ini, Setiap Minggu, masyarakat Dayak Kenyah di Desa Pampang selalu menggelar pertunjukan budayaseperti Kancet Lasan, Kancet Punan, Kancet Nyelama Sakai, Enggang Terbang, Manyam Tali, dan masih banyak lagi.


Biasanya lokasi pertunjukan tersebut dilaksanakan di bangunan Lamin Adat (rumah adat suku Dayak), Bangunan Lamin yang megah dan penuh dengan ukir-ukiran khas Dayak akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Anda yang datang berkunjung.


Telaga Permai Batu Besaung Di Samarinda

Posted by Unknown On 4:37 AM





Wisata Telaga Permai Batu Besaung Samarinda - Telaga Batu Besaung merupakan salah satu objek tempat wisata alam di kota Samarinda yang menawarkan keindahan alam Pulau Kalimantan, tempat ini memiliki beberapa air terjun yang besar dan berada di beberapa titik dari wilayah Telaga Batu Besaung ini. Para pengunjung yang pernah datang ke Tempat ini seringkali menyempatkan waktu menuju telaga air yang berada dibawah air terjun. Kemudian berendam dan bermain air di telaga air terjun.


Dan keberadaan telaga-telaga yang tersebar di beberapa titik di daerah ini kemungkinan adalah salah satu alasan kenapa objek wisata alam ini diberi nama Telaga Permai Batu Besaung. Karena benturan dari air terjun pada permukaan tanah dibawahnya yang menyebabkan terbentuknya sebuah telaga yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri.



Pada umumnya telaga memiliki kedalaman yang relatif dangkal, sampai sinar matahari dapat dengan mudah untuk menembus sampai ke dasar telaga. Namun di karenakan telaga yang terdapat di Telaga Permai Batu Besaung terbentuk akibat gerusan dari air terjun, kemungkinan sinar matahari jadi agak sulit untuk menembus  sampai ke dasar telaga walau kedalamannya relatif dangkal. Di karenakan air terjun tersebut dapat membuat pasir di dalam dasar telaga jadi berhamburan. karena itulah airnya tidak sejernih telaga lain yang tidak terbentuk karena gerusan air terjun.


Keindahan alam dan lingkungannya dipenuhi dengan pohon hijau, sehingga membuat Telaga Permai Batu Besaung menjadi sebuah tempat yang cocok untuk berkemah jika anda ingin berkemah di daerah ini. Kegiatan rekreasi diluar ruangan ini pada umumnya dilakukan untuk sementara waktu menjauh dari keramaian dan kebisingan kota. Telaga Permai Batu Besaung dapat menyediakan suasana tenang seperti itu. Dengan kawasan yang dikelilingi oleh hutan, Telaga Permai Batu Besaung dapat menciptakan lingkungan nyaman jauh dari keramaian. Pihak pengelola memang menyediakan kawasan Telaga Permai Batu Besaung sebagai tempat berkemah bagi mereka yang ingin melakukan aktifitas tersebut.



Kawasan Telaga Permai Batu Besaung dilewati oleh beberapa aliran sungai kecil, membuat beberapa pengunjung merasa kalau mungkin akan jauh lebih menyenangkan jika mendirikan sebuah kemah di tepi sungai kecil tersebut. Anda tidak perlu khawatir karena sungai yang mengalir di Telaga Permai Batu Besaung relatif dangkal, dan tidak sampai kedalaman lutut kaki orang dewasa. sehingga akan tetap aman walaupun anda mendirikan tenda di tepi sungai.



Jika anda datang untuk berkemah maka anda harus menjaga kebersihan lingkungan di kawasan Telaga Permai Batu Besaung ini, Contohnya tidak membiarkan api unggun dalam keadaan menyala waktu anda ingin tidur didalam tenda. Sekedar Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Sebelum anda pulang tidak ada salahnya untuk mengumpulkan sampah-sampah selama kegiatan berkemah. Walaupun sederhana namun dapat menjaga kebersihan lingkungan di kawasan Telaga Permai Batu Besaung  Agar pengunjung lain yang datang berikutnya juga dapat menikmati keindahan alam yang ada di kawasan Telaga Permai Batu Besaung tanpa harus terganggu dengan sampah-sampah yang berserakan.



Kawasan Telaga Permai Batu Besaung berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Samarinda. Lokasi tersebut memberikan akses yang cukup mudah untuk para pengunjung. Terutama untuk pengunjung yang berasal dari wilayah kota Samarinda. Karena sudah tersedia transportasi umum yang bisa mengantarkan para pengunjung  untuk menuju ke lokasi Telaga Permai Batu Besaung  Tentu saja anda juga bisa datang menuju Telaga Permai Batu Besaung menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewaan.



Di karenakan lokasinya yang berada ditengah kota, jadi fasilitas jalan untuk menuju ke kawasan Telaga Permai Batu Besaung akan terlihat mulus. Jalanan ini juga akan menunjukkan keindahan alamnya. Terutama jalanan yang sudah dekat dengan lokasi Telaga Permai Batu Besaung Dimana pada sisi jalanan tersebut anda bisa menemukan sebuah tambak ikan dan peternakan ayam. Selain itu di sepanjang jalan anda juga dapat melihat beberapa bangunan vila ditambah dengan satu rumah kapal. Bangunan-bangunan tersebut berdiri dengan dikelilingi oleh hijaunya pesona hutan alami Kalimantan.



Untuk anda yang datang membawa kendaraan sendiri, pengelola Telaga Permai Batu Besaung sudah menyediakan lahan parkir yang cukup luas. Walaupun Telaga Permai Batu Besaung merupakan kawasan yang menyediakan objek wisata panorama alam, bukan berarti lahan tempat parkirnya hanya berupa tempat terbuka yang berada ditengah hutan. Namun untuk fasilitas parkir kendaraan sudah dibangun dengan baik. Dan permukaan lahan parkir yang sudah diaspal.






Di sekeliling lahan parkir ini juga bukan hanya hutan rimba saja, akan tapi berupa kompleks yang sudah dihias dengan taman-taman. Tidak jauh dari lahan tempat anda parkir terdapat gedung utama milik pengelola Telaga Permai Batu Besaung Jadi anda bisa dengan tenang menitipkan kendaraan anda selama berekreasi di Telaga Permai Batu Besaung.

Friday, July 25, 2014

Air Terjun Tanah Merah

Posted by Unknown On 4:14 AM


Terletak sekitar 14 km dari pusat kota Samarinda tepatnya di dusun Purwosari kecamatan Samarinda Utara. Tempat ini merupakan pilihan tepat bagi wisata keluarga karena dilengkapi pendopo istirahat, tempat berteduh dengan pohon peneduh di sekitar lokasi, warung, areal parkir kendaraan yang luas, pentas terbuka dan tempat pemandian. untuk mencapai obyek wisata tersebut, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat serta angkutan umum trayek Pasar Segiri - Sungai Siring

Kebun Raya Unmul Samarinda

Posted by Unknown On 4:12 AM
















A. Selayang Pandang

Kebun Raya Samarinda merupakan obyek wisata yang unik karena memadukan rekreasi dengan pendidikan seputar alam dan lingkungan. Luas keseluruhan kebun raya ini adalah 300 hektar. Pada awalnya, kebun raya ini merupakan areal HPH CV Kayu Mahakam milik Ali Akbar Afloes. Pada tahun 1974, pemiliknya menyerahkan 300 hektar di kawasan Gunung Kapur kepada Rektor Universitas Mulawarman ketika itu, R. Sambas Wirakusumah untuk dijadikan sebagai hutan konservasi. Hal itu ternyata didukung penuh melalui keputusan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur dan Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Timur. Pada tahun 1997, Walikota Samarinda mendukung program tersebut dengan memfungsikan kebun raya tersebut sebagai hutan pendidikan dan kebun botani bagi civitas akademik Universitas Mulawarman.

Sejak diresmikan sebagai hutan pendidikan, kawasan tersebut sering digunakan sebagai tempat kegiatan kemahasiswaan, lokasi penelitian, dan praktik kerja lapangan (PKL) mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa Universitas Mulawarman saja yang hanya diperbolehkan mengakses kawasan tersebut. Mahasiswa dari luar Universitas Mulawarman atau dari luar negeri juga diperbolehkan melakukan penelitian di tempat ini. Sejak ditandatanganinya kerja sama antara Universitas Mulawarman dan Pemerintah Kota Samarinda, kawasan ini berubah nama menjadi Kebun Raya Samarinda. Dalam perkembangan selanjutnya, 62 hektar dari total luas 300 hektar difungsikan sebagai fasilitas jalan, danau buatan, fasilitas olah raga, dan panggung hiburan. Kawasan ini juga makin dikembangkan dan difungsikan sebagai obyek wisata dan rekreasi, seperti adanya kebun binatang, kolam renang, taman burung, taman bunga, perahu wisata, dan bumi perkemahan.

Ketika masuk ke dalam kawasan kebun raya, pengunjung akan merasakan suasana hutan yang begitu sejuk. Untuk memasuki area utama kebun raya pengunjung perlu berjalan sepanjang satu kilometer. Selama dalam perjalanan, pengunjung dapat melihat-lihat dan menikmati pohon-pohon lebat yang sebagiannya telah diberi label lengkap dengan nama spesiesnya. Meski jalannya beriku-liku dan berbukit-bukit, pengunjung bisa terhibur dengan kicauan burung dan suara monyet yang saling bersahutan. 

B. Keistimewaan

Salah satu keistimewaan di kebun raya ini adalah adanya kebun binatang yang sangat luas. Di kebun binatang terdapat sejumlah orangutan yang memang sengaja dilepas namun sudah jinak agar pengunjung bisa langsung berinteraksi. Di samping orangutan juga ada binatang-binatang lainnya, seperti sepasang ular cobra, burung enggang, burung kakatua, kuda poni, burung cendrawasih, buaya, kancil, dan landak. Hanya saja, pengujung perlu menaiki anak tangga bukit yang cukup tinggi. Meski demikian, kondisi ini rupanya telah menjadi daya tarik bagi pengunjung dari berbagai daerah, termasuk dari luar Kalimantan Timur.

Pengunjung juga dapat menikmati danau buatan yang sangat luas. Di obyek wisata ini pengunjung bisa menyewa perahu dengan beraneka ragam bentuknya. Harga sewanya adalah Rp. 15.000,00 per 15 menit dengan batas muatan tiga orang dewasa. 

C. Lokasi

Kebun Raya Samarinda terletak di sebelah utara Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. 

D. Akes

Pengunjung yang akan menuju lokasi dapat menggunakan jalur darat, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak dari Kota Samarinda adalah 20 km atau sekitar 30 menit waktu perjalanan. Sebagai catatan, untuk sampai ke area utama kebun raya, pengunjung perlu menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan khusus yang tersedia, kecuali harus berjalan kaki.

E. Tiket

Harga tiket masuk adalah Rp. 3.000,00, baik untuk dewasa maupun juga anak-anak. Harga ini sudah termasuk untuk kendaraan yang masuk ke dalam kawasan kebun raya.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lain

Ada sejumlah fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh para pengunjung, di antaranya adalah permainan mobil atau motor remote control khusus untuk anak-anak, areal pemancingan, jalan refleksi, dan panggung terbuka yang sering digunakan untuk acara-acara konser musik dan lain sebagainya.

Sejarah Kota Samarinda

Posted by Unknown On 3:39 AM



Pada tahun 1668, rombongan orang-orang Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado) hijrah dari tanah Kesultanan Gowa ke Kesultanan Kutai. Mereka hijra ke luar pulau hingga ke Kesultanan Kutai karena mereka tidak mau tunduk dan patuh terhadap Perjanjian Bongaya setelah Kesultanan Gowa kalah akibat diserang oleh pasukan Belanda. Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.


Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha pertanian, perikanan dan perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama di dalam menghadapi musuh.
Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan di dalam pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).
Sekitar tahun 1668, Sultan yang dipertuan Kerajaan Kutai memerintahkan Pua Ado bersama pengikutnya yang asal tanah Sulawesi membuka perkampungan di Tanah Rendah. Pembukaan perkampungan ini dimaksud Sultan Kutai, sebagai daerah pertahanan dari serangan bajak laut asal Filipina yang sering melakukan perampokan di berbagai daerah pantai wilayah kerajaan Kutai Kartanegara. Selain itu, Sultan yang dikenal bijaksana ini memang bermaksud memberikan tempat bagi masyarakat Bugis yang mencari suaka ke Kutai akibat peperangan di daerah asal mereka. Perkampungan tersebut oleh Sultan Kutai diberi nama Sama Rendah. Nama ini tentunya bukan asal sebut. Sama Rendah dimaksudkan agar semua penduduk, baik asli maupun pendatang, berderajat sama. Tidak ada perbedaan antara orang Bugis, Kutai, Banjar dan suku lainnya.

Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan Samarenda atau lama-kelamaan ejaan Samarinda. Istilah atau nama itu memang sesuai dengan keadaan lahan atau lokasi yang terdiri atas dataran rendah dan daerah persawahan yang subur.

Rumah Adat Lamin Samarinda

Posted by Unknown On 3:33 AM


Rumah Lamin berbentuk panggung setinggi 3 meter dari tanah dan dihui 25 hingga 30 kepala keluarga. Ujung atap rumah ini diberi hiasan kepala naga sebagai simbol keagungan, budi luhur, dan kepahlawanan.
Halaman rumahnya diisi oleh patung-patung Blontang yang menggambarkan dewa-dewa sebagai penjaga rumah atau kampung. Rumah Lamin terbagi atas ruangan dapur, tidur, dan ruangan tengah guna menerima tamu atau pertemuan adat. Tangga untuk naik ke dalam rumah terbuat dari kayu pohon. Bentuk tangga ini tidak berbeda antara rumah para bangsawan dan rakyat biasa.
Dinding rumah lamin terbuat dari kayu yang diselingi daun rumbia. Sementara itu, kolong rumah panggung ini digunakan untuk memilihara ternak


Kebudayaan Desa Pampang Samarinda

Posted by Unknown On 3:23 AM





Bagi Anda yang sedang mengunjungi Kalimantan Timur, khususnya daerah Samarinda, salah satu tempat yang wajib anda kunjungi adalah Desa Budaya Pampang di Samarinda. Di desa ini, kita dapat melihat langsung salah satu budaya tradisional suku dayak yang dipertunjukkan langsung untuk wisatawan. Di desa ini anda dapat melihat pertunjukan kebudayaan dan tari tradisional dayak. 

Desa adat ini juga menyediakan pakaian tradisional atau pakaian adat kepada siapa yang ingin menyewanya. Dengan membayar uang sekitar Rp 15.000, anda sudah dapat berfoto dengan memakai baju adat tersebut. Dan apabila anda ingin berfoto dengan penari ataupun dengan orang Dayak yang berkuping panjang, anda harus merogoh kocek sebesar Rp.25.000. Selain itu anda dapat menjelajahi desa ini dan membeli beberapa produk lokal dan souvenir, seperti gantungan kunci dengan taring beruang, harimau, kain tenunan dayak dan kabut.
Desa budaya Pampang yang terletak sekitar 20 km dari kota Samarinda merupakan kawasan wisata budaya yang menarik untuk dapat menyaksikan kehidupan suku Dayak Kenyah. Obyek wisata budaya ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor melalui jalan raya Samarinda-Bontang dengan waktu tempuh minimal 2 jam. Daya tarik yang dapat disaksikan adalah Lamin atau rumah adat suku dayak serta tarian dan upacara adat Dayak Kenyah.
Tour di Desa Budaya Pampang Kawasan ini adalah kawasan suku dayak dan taman budaya yang memperlihatkan kebudayaan dan kesenian suku dayak asli seperti atraksi keseniaan, kerajinan dan lain-lain. Desa Pampang berdiri sekitar tahun 1973, dari perpindahan penduduk Desa Long Liis, Apokayan, Kabupaten Bulungan yaitu Jawi Ngau, Petingai, Taman Bulan, Taman Juli, Taman Ana, Palejo, dan Bit Imang. Masing-masing membawa lima orang anggota, sehingga keseluruhan berjumlah 35 orang dari daerah asalnya mereka berjalan kaki menyusuri daerah Mahakam, kemudian singgah pada suatu daerah untuk bertani dan berpindah lagi hingga mencapai Desa Pampang yang selanjutnya mereka anggap cocok untuk tempat bertani.
Setiap hari minggu dikawasan ini diadakan pertunjukan atau atraksi kesenian yaitu :
* Kancet Lasan

* Kancet Punan Letto
* Kancet Nyelama Sakai
* Kancet Hudog
* Kancet Manyam Tali
* Kancet Pamung Tawai
* Kancet Burung Enggang
* Kancet Leleng

Islamic Center Samarinda

Posted by Unknown On 3:13 AM


Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahanTeluk Lerong UluKota SamarindaKalimantan TimurIndonesia, yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.

Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Bangunan masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dimana menara utama setinggi 99 meter yang bermakna asmaul husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.
Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter. Enam menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun. Untuk informasi lebih lengkap tentang Masjid Islamic Center Samarinda ilahkan lihat

Swissbell Hotel Samarinda

Posted by Unknown On 3:10 AM



Swiss Bell Hotel Borneo Samarinda, hotel SwissBell ini adalah hotel pertama yang mencakar langit samarinda, bahkan bisa dikatakan gedung SwissBell adalah yang pertama menembus 14 lantai dari GL(Ground Level/tempat parkir) , dan SwissBell memiliki pesona pemandangan yang indah, bukan hanya dari segi RoomService dan PoolService namun juga dari segi pemandangan yang dapat memuaskan sang penyewa atau pengunjung hotel ini, dapat dikatakan hotel ini memiliki daya tarik yang sangat besar untuk Kali Pertama di samarinda, yang mampu menyediakan pemandangan 360 drajat pada lantai 14 yang terlihat seperti balkon.

SwissBell Hotel juga menyediakan aksess mudah bagi para turis dan wisatawan yang ingin berkunjung ke Samarinda, hal tersebut terwujud oleh karena SwissBellHotel sangat dekat dengan Samarinda Central Plaza , dan tentunya hal tersebut adalah salah satu alasan mengapa Hotel ini banyak diminati pelanggannya.

SwissBell Hotel memiliki tempat parkir bertingkat, untuk meminimalisir pengunjung berlebih, serta memiliki fasilitas kolam renang, dan lounge yang berada di dalam bagunan nan indah ini.

Selain keindahanya, Hotel ini juga memiliki aksess yang sangat mudah, yaitu dengan tersedianya Angkutan Umum NON STOP selama bulan belum ketengah langit, menjadikan aksess ke berbagai daerah di samarinda amatlah mudah, Angkutan Umum yang melewati depan SwissBell Hotel ini , dapat menjangkau 40% dari kota samarinda, untuk menjangkau 100% dari kota samarinda, pengunjung setidaknya bisa Oper Angkot atau berganti Angkutan Umum.

Dari segi kemudahan aksess kota, kemudahan berbelanja, kemudahan hiburan, pelayanan yang menawan, dapat dikatakan SwissBell Hotel ini hampir sempurna, dan juga dengan kualitas gedung yang baik.